ASAM BASA
"KURVA TITRASI"
Kita telah
mempelajari tentang reaksi penentralan asam/ion H+ oleh basa/ion OH-
melalui proses titrasi asam-basa. Untuk mengenal lebih jauh proses penetralan
ion H+ oleh ion OH- dapat dipelajari melalui jejak-jejak titran
dalam sebuah kurva titrasi yang menggambarkan hubungan pertambahan volume
titran terhadap perubahan pH campuran.
Titrasi asam-basa
pada dasarnya adalah reaksi penentralan asam oleh basa atau sebaliknya. Pada
umumnya ada 4 jenis titrasi asam-basa;
a. Titrasi
yang melibatkan asam kuat dan basa kuat
b. Titrasi
yang melibatkan asam lemah dan basa kuat
c. Titrasi
yang melibatkan asam kuat dan basa lemah
d. Titrasi
yang melibatkan asam lemah dan basa lemah
Titrasi asam-basa dapat
diinterpretasikan melalui ilustrasi di bawah ini;
GambarD1.
Jejak titran dalam proses titrasi
asam-basa dianalogikan seperti orang yang sedang mendaki melawati lereng gunung
hingga ke puncak.
GambarD2.
Semakin tinggi gunung yang hendak di
daki semakin besar pula energi yang anda harus miliki untuk mendaki gunung
tersebut hingga ke puncak.
Reaksi antara asam kuat (misalnya
HCl) dan basa kuat (misalnya NaOH) dapat dinyatakan dengan:
NaOH(aq) + HCl(aq) →
NaCl(aq) + H2O(l)
Atau dalam bentuk persamaan ionic
bersih
H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l)
Misalnya kita memasukkan larutan
NaOH 0,1 M kedalam sebuah buret dan 10 mL HCl 0,1 M kedalam sebuah labu
Erlenmeyer. Untuk memudahkan, kita hanya akan menggunakan dua angka dibelakang
koma untuk pH.
Pada proses titrasi, ketika campuran berubah warna,
itu menunjukka bahwa ion H+ dalam larutan HCl telah dinetralkan
seluruhnya oleh ion OH- dari NaOH. Jika larutan NaOH ditambahkan
terus, dalam campuran akan kelebihan ion OH- yang ditunjukkan oleh
warna larutan berubah menjadi ungu muda.
1) Sebelum ditambahkan NaOH 0,1 M
HCl adalah asam kuat dan di
dalam air terionisasi sempurna sehingga larutan mengandung spesi utama: H+,
Cl-, dam H2O. Nilai pH ditentukan oleh jumlah H+
dari HCl. Karena konsentrasi awal HCl adalah 0,1 M, larutan HCl tersebut
mengandung 0,1 H+ dengan nilai pH = 1
2) Penambahan
10 mL NaOH 0,1 M
Dengan penambahan NaOH, berarti
menetralkan ion H+ oleh ion OH- sehigga konsntrasi ion H+
berkurang. Dalam campuran reaksi, sebanyak (10 mL x 0,1 M = 1 mmol) OH-
yang ditambahkan bereaksi dengan 1 mmol H+ membentuk H2O
Tabel
D1. Pengaruh
Penmbahan OH- terhadap Konsentrasi H+
Konsentrasi (M)
|
H+ (aq)
|
OH-
(aq)
|
Sebelum
reaksi
|
50 mL x 0,1 M = 5 mmol
|
10
mL x 0,1 M =1 mmol
|
Setelah
reaksi
|
(5-1) mmol =
4 mmol
|
(1-1)
mmol = 0
|
Setelah terjadi reaksi, larutan
mengandung; H+, Cl-, Na+, dan H2O.
Nilai pH ditentukan oleh [H+] sisa:
[H+]
= 4 mmol / (50 + 10) mL = 0,07 M
pH = -log (0,07) = 1,18
3) Penambahan
10 mL NaOH 0,1 M berikutnya
Pada penambahan 10 mL NaOH 0,1
M berikutnya akan terjadi perubahan konsentrasi pada H+.
Tabel D2. Pengaruh Penmbahan OH-
terhadap Konsentrasi H+
Konsentrasi
(M)
|
H+ (aq)
|
OH-
(aq)
|
Sebelum
Reaksi
|
4 mmol (sisa sebelumnya)
|
10 mL x 0,1 M =1 mmol
|
Setelah
reaksi
|
(4-1)
mmol = 3 mmol
|
(1-1) mmol = 0
|
Setelah terjadi reaksi, Nilai pH ditentukan oleh [H+]
sisa:
[H+]
= 3 mmol / (60 + 10) mL= = 0,04 M
pH =
-log (0,04) = 1,37
4) Penambahan
NaOH 0,1 M sampai 50 mL
Pada
titik ini, jumlah NaOH yang ditambahkan adalah 50 mL × 0,1 M = 5 mmol dan
jumlah HCl total adalah 50 mL × 0,1 M = 5 mmol. Jadi, pada titik ini ion H+
tepat dinetralkan oleh ion OH-.
Titik
dimana terjadi netralisasi secara tepat dinamakan titik stoikiometri atau
titik ekuivalen. Pada titik ini, spesi utama yang terdapat dalam larutan
adalah Na+, Cl-,
dan H2O. Karena Na+ dan Cl- tidak memiliki sifat asam atau
basa, larutan bersifat netral atau memiliki nilai pH = 7.
5)
Penambahan NaOH 0,1 M
Berlebih/penambahan 25 mL Berikutnya
Pada
titik ini, jumlah NaOH/ion OH- yang ditambahkan adalah 25 mL × 0,1 M
= 2,5 mmol dan jumlah HCl/ion H+ adalah 0 karena telah dinetralkan
oleh OH- pada titrasi sebelumnya. Penambahan NaOH 0,1 M berlebih
menyebabkan pH pada larutan menjadi basa karena lebih banyak konsentrasi OH-
(perhatikan Gambar disamping)
Setelah
bereaksi, ion OH- yang ditambahkan berlebih sehingga dapat
menentukan pH larutan.
[OH-] = 2,5 mmol / (100 + 25) mL =
0,02 M
pOH = -log (0,02) = 1,70
pH = 14-1,70 = 12,30
Pada mulanya perubahan pH sangat lamban,
tetapi ketika mendekati titik ekuivalen perubahannya drastis. Gejala ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Pada awal titrasi, terdapat sejumlah besar H+
dalam larutan. Pada penambahan sedikit ion OH-, pH berubah sedikit,
tetapi mendekati titik ekuivalen, konsentrasi H+ relatif sedikit
sehingga penambahan sejumlah kecil OH- dapat mengubah pH yang sangat besar.