TEORI TUMBUKAN
a. Laju Reaksi
Apakah yang dimaksud dengan laju
reaksi? Dalam ilmu Fisika (kinematika), Anda telah belajar kecepatan, yaitu
perubahan jarak per satuan waktu, v =
. Dalam ilmu Kimia, kecepatan reaksi atau laju reaksi didefinisikan
sebagai perubahan konsentrasi molar pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu.
Jika Anda melakukan reaksi, akan tampak bahwa konsentrasi molar pereaksi
berkurang, sedangkan konsentrasi molar hasil reaksi bertambah sampai semua
pereaksi habis.
Perubahan konsentrasi molar pereaksi dan hasil
reaksi akan tampak seperti pada Gambar 4.1 jika dialurkan ke dalam
bentuk grafik. Baik pereaksi maupun hasil reaksi berubah secara eksponensial. Perhatikan
reaksi berikut.
A
+ B → X
Laju reaksinya
dapat dinyatakan dalam rumus berikut: Δ[A]
dan Δ[B] menyatakan perubahan konsentrasi molar pereaksi; Δ[X] menyatakan perubahan konsentrasi molar hasil
reaksi; Δt menyatakan rentang waktu reaksi. Tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi berkurang, tanda positif menunjukkan konsentrasi hasil
reaksi bertambah. Satuan untuk kecepatan reaksi yaitu kemolaran per satuan
waktu (M s–1).
b. Teori Tumbukan
Salah
satu teori yang menjelaskan proses terjadinya reaksi adalah teori tumbukan.
Menurut teori tumbukan, reaksi kimia
terjadi karena adanya partikel-partikel yang saling bertumbukan. Tumbukan
terjadi jika dua molekul atau lebih permukaannya saling bersentuhan pada satu
titik. Pengertian satu titik disini adalah jika dianggap bentuk molekul bulat
seperti bola, maka pada pertemuan tersebut jarak antarpusat inti sama dengan diameternya
untuk jenis molekul yang mempunyai ukuran sama. Tetapi, tidak semua tumbukan akan
menghasilkan reaksi kimia. Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar D1. (a) tumbukan yang efektif karena posisi
tumbukan tepat, (b) tumbukan tidak efektif karena molekul yang bertabrakan
sama, (c) tumbukan tidak efektif karena posisinya tidak tepat.
Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi
kimia dikenal dengan istilah tumbukan
efektif. Agar terjadi tumbukan yang efektif diperlukan syarat, yaitu orientasi
tumbukanmolekul harus tepat. Orientasi merupakan arah atau posisi antarmolekul yang
bertumbukan. Untuk molekul berbentuk bulat orientasi tidak begitu penting,
karena semua posisi akan mengakibatkan tumbukan dengan orientasi sesuai. Tetapi,
untuk molekul yang berbentuk dua bola terpilin orientasi sangatlah penting.
Gambar
D2. (a) energi tidak cukup tidak
menghasilkan reaksi (b) energi cukup menghasilkan reaksi
Selain orientasi, agar dapat terjadi reaksi kimia,
maka energi tumbukan harus melewati energi penghalang yang dikenal dengan
energi aktivasi. Energi aktivasi (Ea)
merupakan energi minimal agar terjadi suatu reaksi. Semua proses reaksi kimia harus
melalui tahap ini, jika energi aktivasi tidak terlampaui, maka reaksi kimia
tidak akan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar